Pages

Monday, June 28, 2010

Munajat Sya`ban

Munajat ini adalah munajat Imam Ali bin Abi Thalib (sa) di bulan Sya’ban. Dianjurkan untuk dibaca selama di bulan Sya’ban. Munajat inilah yang maknanya menggetarkan hati kaum mukminin:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
Ya Allah sampaikan salawat kepada Rasulullah dan Keluarganya

Dengarlah doaku, ketika aku berdoa pada-Mu
Dengarlah seruanku, ketika aku menyeru-Mu
Hampiri daku, ketika aku memanggil-Mu

Aku telah lari menuju-Mu
berhenti di hadapan-Mu
bersimpuh pada-Mu, berserah diri pada-Mu
mengharapkan pahalaku dari hadirat-Mu

Engkau ketahui apa yang ada dalam diriku
Engkau kenali segala keperluanku
Engkau arif akan apa yang tergetar dalam hatiku
Tak tersembunyi bagi-Mu urusan kepulangan dan kembaliku
dan apa yang ingin aku ungkapkan semuanya dari mulutku
dan aku ucapkan dengan keinginanku dan mengharapkannya untuk hari akhirku.

Sudah berlaku ketentuan-Mu padaku duhai Junjunganku
apa yang terjadi padaku sampai akhir umurku
baik yang tersembunyi maupun yang tampak padaku;
di tangan-Mu bukan di tangan selain-Mu
kelebihanku dan kekuranganku, manfaatku dan madaratku.

Tuhanku, jika sekiranya Engkau menahan rezekiku, maka siapa lagi yang akan memberikan rizki padaku. Jika Engkau mengabaikan aku maka siapa lagi yang akan membelaku.

Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari marah-Mu dan terlepasnya murka-Mu
Tuhanku, jika aku tidak layak memperoleh kasih-Mu, Engkau sangat layak untuk memberikan anugrah kepadaku dengan keluasan karunia-Mu

Tuhanku, seakan diriku telah tersungkur di hadapan-Mu
dan sebaik-baiknyakepasrahaku padaMu telah menaungi aku
lalu Engkau berkata apa yang layak Engkau katakan dan Kau liputi aku dengan ampunan-Mu

Yang berminat selengkapnya, berikut teks arab dan transliterasi Arab-Latin, silahkan download di sini

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com

Jasa Pembuatan website Murah dan Terpercaya, contoh2nya dan detailnya, klik di sini
Free Download Doa2 pilihan dan eBook2 Islami, klik di sini

Saturday, June 26, 2010

Keutamaan Nishfu Rajab dan Amalannya

Nishfu Rajab, 15 Rajab 1431 H = Senin, 28 Juni 2010 M. Malam dan harinya sangat utama, saat yang ditunggu-tunggu oleh kaum mukminin, khususnya yang punya masalah berat. Di antara amalannya mandi sunnah, dan shalat sunnah 4 rakaat, dua kali salam. Yakni setiap dua rakaat salam. Amalannya secara detail:

Amalan Malam Hari Nishfu Rajab, klik di sini
Amalan Siang Hari Rajab, klik di sini

AMALAN YANG PALING UTAMA
Amalan yang paling utama adalah membaca Doa Ummu Dawud. Doa ini memiliki keutamaan dan keajaiban khususnya bagi yang memiliki masalah berat, detailnya silahkan baca “Kisah Keajaiban Doa Ummu Dawud”, dilengkapi cara mengamalkannya, klik di sini

DOA UMMU DAWUD
Yang belum punya Doa Ummu Dawud, dilengkapi transliterasi Arab-Latin dan terjemahan, silahkan download di sini

Wednesday, June 16, 2010

Keutamaan Malam Raghaib dan Amalannya

Malam Raghaib adalah malam Jum’at pertama di bulan Rajab, Kamis malam 17 Juni 2010. Pada malam Raghaib semua malaikat berkumpul di Ka'bah dan sekitarnya untuk memohonkan hamba-hamba Allah swt kepada-Nya.

Pada malam Raghaib terdapat dua keutamaan malam yang menyatu dalam satu malam, yaitu: Keutamaan malam Jum’at sebagai penghulu malam, dan keutamaan Raghaib itu sendiri. Semoga kita tergolong kepada mereka yang dimohonkan oleh para malaikat. Sehingga Allah swt mengampuni dosa-dosa kita, mengijabah doa kita, dan menunaikan hajat kita.

Keutamaan Malam Raghaib
Rasulullah saw bersabda: “Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku. Barangsiapa yang berpuasa pada seluruh harinya, maka wajib bagi Allah: mengampuni semua dosa-dosanya yang lalu, menjaga sisa umurnya, dan menyelamatkannya dari kehausan pada hari kiamat.” Kemudian salah seorang sahabat yang usianya sangat tua berdiri lalu berkata: Ya Rasulullah, aku sudah lemah tak mampu berpuasa sebulan penuh.

Rasululah saw bersabda: “Berpuasalah pada hari pertama karena kebaikannya seperti sepuluh hari, hari pertengahan dan hari terakhir, maka kamu akan dikaruniai pahala seperti berpuasa sebulan penuh. Tetapi jangan lupa malam Jum’at pertama darinya, para malaikat menamai malam itu adalah malam Raghaib. Karena di malam itu dari sepertiga malam tidak ada seorang pun malaikat di langit dan di bumi kecuali semuanya berkumpul di Ka’bah dan sekitarnya. Allah mendatangi mereka dan berfirman: Wahai para malaikat-Ku mintalah kepada-Ku apa yang kalian inginkan. Mereka menjawab: Wahai Tuhan kami, kami datang kepada-Mu untuk memohonkan ampunan bagi orang-orang yang berpuasa di bulan Rajab. Allah swt menjawab: Aku sudah melakukannya.”

Kemudian Rasulullah saw bersabda: “Tidak ada seorang pun yang berpuasa pada hari Kamis pertama di bulan Rajab, kemudian ia melakukan shalat sunnah antara shalat Maghrib dan Isya’ …, kecuali Allah mengampuni semua dosanya walaupun seperti buih di lautan, dan pada hari kiamat ia akan diizinkan untuk memberi syafaat kepada tujuh ratus orang dari keluarganya yang seharusnya masuk ke neraka.” (Al-Wasail 8: 98, hadis ke 10172)

Tentang keutamaan malam Raghaib, Allamah Al-Majlisi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: “Allah akan mengampuni dosa-dosa orang yang melakukan shalat sunnah pada malam Raghaib. Sehingga sesudah meninggal, pada malam pertama ia dikuburkan, Allah akan mengirimkan pahala shalat ini dalam wujud makhluk yang wajahnya sangat indah dan lisannya sangat fasih, lalu makhluk itu berkata: Wahai kekasihku, berbahagialah! Aku akan menyelamatkanmu dari segala yang menakutkan. Ia bertanya: siapakah kamu, aku belum pernah melihat wajah yang lebih indah dari wajahmu, tidak pernah mendengar ucapan yang lebih fasih dari ucapanmu, tidak pernah mencium aroma yang lebih harum dari aromamu? Makhluk itu menjawab: wahai kekasihku, aku adalah pahala shalat yang kamu lakukan di malam itu di negeri itu, di bulan itu dan tahun itu. Aku datang pada malam ini untuk menunaikan hakmu, menghibur kesendirianmu, dan menghilangkan kesepianmu. Jika hari kiamat terjadi aku akan menaungimu di atas kepalamu, maka berbahagialah karena engkau tidak akan pernah kehilangan kebaikan selamanya." (Mafatihul Jinan, bab 2, fasal 1)

Cara shalat Sunnah Malam Raghaib
Melakukan puasa di siang harinya yaitu hari Kamis pertama bulan Rajab, kemudian melakukan shalat sunnah dua belas rakaat (setiap dua rakaat salam) antara shalat maghrib dan Isya’. Setiap rakaat, sesudah Fatihah membaca surat Al-Qadar (3 kali) dan Al-Ikhlash (12 kali). Setelah selesai melakukan shalat membaca (7 kali):

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى مُحَمَّد النَّبِيِّ الاُْمِّيِّ وَعَلى آلِهِ
Allâhumma shalli ‘alâ Muhammadin an-nabiyyil ummi wa ‘alâ âlihi.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad Nabi yang ummi dan kepada keluarganya.

Kemudian sujud (di luar shalat) sambil membaca (70 kali):
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلائِكَةِ وَالرُّوحِ
Subbûhun Quddûsun Rabbul malâikati war-rûh.
Maha Suci dan Maha Quddus Tuhannya malaikat dan Ar-Ruh

Sesudah sujud membaca:
رَبِّ اغْفِرْ وَ ارْحَمْ وَ تَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيُّ اْلأَعْظَمُ
Rabbighfirlî warham wa tajâwaz ‘ammâ ta’lamu innaka Antal ‘aliyyul a’zham.
Tuhanku, ampuni aku, sayangi aku dan maafkan dosa-dosaku yang telah Engkau ketahui, sesungguhnya Engkau Maha Tinggi dan Maha Agung.

Kemudian sujud kembali dan membaca seperti dalam sujud yang pertama. Kemudian dalam keadaan sujud sampaikan hajat Anda kepada Allah swt, insya Allah hajat Anda akan tercapai. (Mafatihul Jinan, bab 2, pasal 1)

Amalan dan doa2 di bulan Rajab secara lengkap download klik di sini

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com

Jasa Pembuatan website Murah dan Terpercaya, contoh2nya dan detailnya, klik di sini
Free Download Doa2 pilihan dan eBook2 Islami, klik di sini

Saturday, June 12, 2010

Marhaban yâ Syahra Rajab Al-Mubârak

Awal bulan Rajab, 01 Rajab 1431 H = 14 Juni 2010
Selamat Datang wahai Bulan Rajab, bulan yang dimuliakan oleh Allah swt.
Semoga di bulan yang mulia ini, Allah swt mengampuni dosa2 kita, memberkahi hidup kita, dan mengijabah doa kita. Amin ya Rabbal ‘alamin.


Keutamaan Bulan Rajab

Bulan Rajab adalah bulan yang mulia dan utama. Bulan yang istimewa untuk berdoa dan bermunajat, mengadu dan menangis kepada Allah Yang Maha Agung. Bulan yang istimewa untuk mempersiapkan diri memasuki bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfirah yaitu bulan suci Ramadhan.

Di antara keutamaan bulan Rajab di dalamnya terdapat malam Raghaib. Malam Raghaib adalah malam Jum'at pertama di bulan Rajab, malam seluruh malaikat langit dan bumi berkumpul di Ka'bah dan sekitarnya untuk memohonkan ampunan bagi kaum muslimin dan mukminin. Lebih detail tentang keutamaannya silahkan baca pernyataan Rasulullah saw tentang malam Raghaib. Selain malam Raghaib masih banyak lagi amalan dan doa-doa di bulan Rajab

Rasulullah saw bersabda:
"Bulan Rajab adalah bulan Allah Yang Maha Agung, tak ada bulan yang dapat menandingi keutamaannya. Di dalamnya diharamkan berperang dengan orang-orang kafir, karena bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku. Barangsiapa yang berpuasa sehari saja di dalamnya, maka wajib baginya memperoleh ridha Allah, dijauhkan dari murka-Nya, dan diselamatkan dari semua pintu neraka." (Mafatihul Jinan, bab 2: 131)

Download free Amalan dan Doa2 di bulan Rajab, klik di sini

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com

Jasa Pembuatan website Murah dan Terpercaya, contoh2nya dan detailnya, klik di sini

Free Download Doa2 pilihan dan eBook2 Islami, klik di sini

Hadis Nabi saw tentang Keutamaan Bulan Rajab

Doa ketika melihat bulan sabit Rajab
Anas bin Malik berkata bahwa ketika memasuki bulan Rajab Rasulullah saw berdoa: "
Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan."

Hadis ini bersumber: Al-Faqih Abu Muhammad Ismail bin Al-Husein Al-Bukhari dari Al-Imam Abu A'la', tahun 399 H, dari Ismail bin Ishaq, dari Muhammad bin Abu Bakar, dari Zaidah bin Abi Raqad dari Ziyadah An-Numairi dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 494)

Penetapan Nabi saw tentang bulan Rajab
Ayah dari Ibnu Abi Bakrah salah sahabat Nabi berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya zaman berputar seperti keadaan hari Allah menciptakan langit dan bumi, satu tahun adalah dua belas bulan. Di antara dua belas bulan itu adalah empat bulan mulia, tiga bulan berturut-turut Dzul-Qaidah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan bulan Rajab yang berada di antara Jumadil Akhir dan Sya'ban ..."

Hadis ini bersumber dari: Syeikh Al-Hafizh Ahmad bin Ali Al-Ishfahani, dari Abu Amer Muhammad bin Ahmad dari Abbas Asy-Syaibani, dari Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dari Ayyub, dari Ibnu Sirin dari Ibnu Abi Bakrah dari ayahnya, ia salah seorang sahabat Nabi saw.

Hadis ini Muttafaq alayh, diriwayatkan oleh Muhammad bin Ismail Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Jami', dan Muslim bin Hujjaj Al-Qusyairi dalam Musnadnya. Semuanya bersumber dari jalur Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi.

Penamaan bulan Rajab sebagai bulan Allah
Siti Aisyah isteri Nabi saw berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan Allah ..."

Hadis ini bersumber dari: Abu Manshur Zhafr bin Muhammad Al-Husaini dari Abu Shaleh Khalaf bin Ismail, dari Makki bin Khalaf, dari Nashr bin Al-Husein dan Ishaq bin Hamzah, dari Isa bin Musa, dari Ubaiz bin Quhair, dari Ghalib bin Abdullah, dari Atha' dari Siti Aisyah isteri Nabi saw.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Abu Said Al-Khudri, dengan mata rantai sanad: Abu Nashir bin Ahmad bin Ali Asy-Syabibi, dari Abul Hasan Muhammad bin Muhammad Al-Karizi, dari Abu Abdillah Muhammad bin Isa An-Naisaburi, dari Muhammad bin Ibrahim dari Al-Husein bin Salamah Al-Wasithi, dari Yahya bin Sahel, dari Isham bin Thaliq, dari Abu Harun Al-Abdi dari Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 496)

Hari-hari bulan Rajab tercatat di langit
Abu Said Al-Khudri berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Bulan Rajab adalah bagian dari bulan-bulan yang mulia dan hari-harinya tercatat di pintu-pintu langit yang keenam. Barangsiapa yang berpuasa satu di dalamnya karena dasar takwa kepada Allah, maka pintu langit dan hari itu berkata: Ya Rabbi, ampuniah dia..."

Hadis ini bersumber dari: Abu Muslim Ar-Razi dari Abu Nashr Manshur bin Muhammad bin Ibrahim, dari Tsawab bin Yazid dari Al-Husein bin Musa dari Ishaq bin Raziq, dari Ismail bin Yahya, dari Mas'ar bin Athiyah dari Abu Said Al-Khudri. (Fadhail Syahr Rajab: 497)

Keutamaan mandi sunnah di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
"Barangsiapa yang menemui bulan Rajab, kemudian ia mandi sunnah pada permulaannya, pertengahannya, dan akhirnya, ia akan keluar dari dosa-dosanya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya."

Hadis ini bersumber dari: Abu Nashr bin Abi Manshur Al-Muqarri, dari ayahnya dari Abu Ja'far Ar-Razi dari Ja'far bih Sahel, dari Mahmud bin Sa'd As-Sa'di, dari Ishaq bin Yahya dari Hafsh bin Umar dari Abban dari Al-Hasan dari Abu Hurairah. (Fadhail Syahr Rajab: 497)

Puasa Nabi saw di bulan Rajab
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululah saw bersabda:
"Aku tidak memerintahkan berpuasa di bulan sesudah bulan Ramadhan kecuali di bulan Rajab dan Sya'ban."

Hadis ini bersumber dari: Ahmad bin Ali bin Ahmad Al-Faqih, dari Abu Amer Muhammad Al-Muqarri dari Ali bin Said Al-Askari, dari Umar bin Syabah An-Numairi, dari Yusuf bin Athiyah dari Hisyam bin Hassan, dari Muhammad bin Sirin dari Abu Hurairah.

Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw berpuasa di bulan Rajab, sehingga kami berkata beliau tidak berbuka dan berbuka...

Riwayat ini bersumber dari: Abul Hasan Muhammad bin Al-Husein bin Dawud Al-Hasani, dari Abu Bakar Muhammad bin Ahmad, dari Abu Azhar As-Salithi, dari Muhammad bin Abid dari Usman bin Hakim dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas. (Ibid: 499)

Keutamaan puasa di bulan Rajab
Abdul Aziz bin Said dari ayahnya, salah seorang sahabat Nabi saw, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Bulan Rajab adalah bulan yang agung, di dalamnya kebaikan dilipatgandakan. Barangsiapa yang berpuasa satu hari di dalamnya, maka ia seperti berpuasa satu tahun. Barangsiapa yang berpuasa tujuh hari, maka akan ditutup baginya tujuh pintu neraka. Barangsiapa yang berpuasa delapan hari, maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga. Barangsiapa yang berpuasa sepuluh hari, maka ia tidak memohon sesuatu kecuali Allah memberinya. Barangsiapa yang berpuasa dua puluh lima hari, malaikat memanggil dari langit: Dosa yang lalu telah diampuni, maka mulailah berbuat kebajikan. Dan Barangsiapa yang menambahnya, Allah akan menambah kebaikannya."

Hadis ini bersumber dari: Abul Qasim Abdul Khaliq bin Ali Al-Muhtasib, dari Abu Muhammad Ali bin Muhtaj Al-Kasyani, dari Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz Al-Baghawi, dari Ma'la bin Mahdi dari Usman bin Mathar Asy-Syaibani, dari Abdul Ghafur, dari Abdul Aziz dari ayahnya, dia salah seorang sahabat Nabi saw. (Ibid: 499)

Imam Ja'far Ash-Shadiq (sa) berkata: "Barangsiapa yang berpuasa satu hari di akhir bulan bulan Rajab ia akan diselamatkan dari siksaan yang berat saat sakratil maut dan azab kubur. Barangsiapa yang berpuasa dua hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan di shirathal mustaqim. Dan barangsiapa yang berpuasa tiga hari di akhir bulan ini ia akan diselamatkan pada hari kiamat, hari yang sangat menakutkan." (Mafatihul Jinan, bab 2 Keutamaan bulan Rajab)

Keutamaan puasa tiga hari berturut-turut
Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa di bulan mulia hari Kamis, Jum'at dan Sabtu, Allah mencatat baginya sebagai ibadah sembilan ratus tahun."

Hadis ini bersumber dari: Ali bin Syuja' bin Muhammad Asy-Syaibani, dari Umar bin bin Ahmad bin Ayyub Al-Baghdadi, dari Al-Husein bin Muhammad bin Ufair Al-Anshari, dari Ya'qub bin Musa Al-Madani, dari Anas bin Malik. (Fadhail Syahr Rajab: 500)

Keutamaan puasa pada hari Bi'tsah
Hari bi'tsah adalah hari Muhammad saw diangkat menjadi seorang nabi.
Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa ada hari kedua puluh tujuh bulan Rajab, Allah mencatat baginya sebagai puasa enam bulan. Hari itu adalah hari Jibril turun pada Muhammad saw, awal ia membawa risalah kepadanya."

Hadis ini bersumber dari: Abu Sa'd As-Sa'di dari Abu Nashr Muhammad bin Thahir Al-Adib, dari Muhammad bin Abdullah dari Habsyun bin Musa, dari Ali bin Said dari Dhamrah bin Rabi'ah dari Ibnu Syudzab dari Mathar Al-Warraq, dari Saher bin Hausyab dari Abu Hurairah. (Fadhail Syahr Rajab: 500)

Masih banyak lagi hadis-hadis yang bersumber dari para sahabat Nabi saw tentang keutamaan bulan Rajab. Adapun yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw, akan kami sebutkan di bagian amalan praktis dan doa-doa di bulan Rajab.

Download free Amalan dan Doa2 di bulan Rajab, klik di sini

Amalan dan Doa2 haji & Umroh:
http://almushthafa.blogspot.com

Wassalam
Syamsuri Rifai
http://www.alfusalam.web.id
http://syamsuri149.wordpress.com

Jasa Pembuatan website Murah dan Terpercaya, contoh2nya dan detailnya, klik di sini

Free Download Doa2 pilihan dan eBook2 Islami, klik di sini

Thursday, June 10, 2010

Sikap Imam Ali bin Abi Thalib (sa) terhadap Keluarganya

Berikut ini keteladanan dan sikap Imam Ali bin Abi Thalib (sa) terhadap keluarganya saat beliau menjabat khalifah.

Dalam pembagian baitul-mal, Imam Ali (sa) tidak mendahulukan atau mengistimewakan anak-anak dan kerabatnya, melainkan menyamakan Imam Hasan dan Imam Husain dengan Muslimin lainnya. Habib bin Abi Tsabit menyebutkan bahwa pada suatu hari, anak saudara lelaki dan menantu Ali yang bernama Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib datang menemui Ali dan berkata: “Wahai Imam! Pengeluaranku sehari-hari cukup tinggi. Maka, ringankanlah beban hidupku ini dengan memberiku uang dari baitul-mal melebihi bagian orang lain. Demi Allah! tiada tersisa uang sedikit pun di kantongku sehingga aku harus menjual rumput untaku!” Imam Ali menanggapi permintaan tersebut, “Demi Allah! Aku tidak dapat memberikan sesuatu kepadamu, kecuali apabila engkau menyuruh pamanmu ini mencuri dan kemudian memberikannya kepadamu.” (Gharat, jilid 1, hlm. 66)

Abdullah bin Abi Sufyan menceritakan: ”Salah seorang warga desa menghadiahkan sehelai pakaian kepada Hasan dan Husain lalu mereka mengenakannya. Pada hari Jumat, manakala berdiri untuk berkhutbah di Madain, Imam Ali terperanjat menyaksikan kedua putranya, Hasan dan Husain memakai pakaian baru. Kemudian Ali mengutus orang kepada Hasan dan Husain untuk menanyakan dari mana mereka memperoleh pakaian baru itu?” Kami berkata: “Salah seorang warga desa menghadiahkannya kepada mereka.” Imam Ali (sa) kemudian mengambil pakaian itu dari Hasan dan Husain lalu menyerahkannya ke baitul-mal. (Tarjumah Imam Ali bin Abi Thalib sa, jilid 3, hlm 182)

Imam Ja’far Shadiq (sa) mengatakan bahwa ayahnya, Imam Baqir, berkata: “Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib membagikan pakaian kepada penduduk Kufah dan di antara pakaian tersebut terdapat topi yang terbuat dari sutera. Lantas Imam Hasan meminta topi itu kepada ayahnya dengan berkata: “Wahai Ayah! Berikan topi ini kepadaku.” Imam Ali tidak mengabulkan permintaan anak yang dikasihinya itu dan mengadakan undian bagi semua Muslim untuk mendapatkan topi indah itu. Seorang pemuda Hamadani keluar sebagai pemenang dalam undian itu. Topi itu kemudian diberikan kepada pemuda tersebut dan dibawanya pulang. Setelah itu, dikatakan kepada pemuda itu bahwa Hasan bin Ali meminta topi itu dari ayahnya tetapi tidak dikabulkannya.

Pemuda Hamadani itu memberikannya kepada Imam Hasan dan beliau menerimanya. (Biharul Anwar, jilid 41, hlm 104)

Ali bin Abi Rafi’ mengatakan, “Aku diberi tugas untuk menjaga baitul-mal Ali bin Abi Thalib. Di dalam baitul-mal, terdapat kalung yang dibawa dari Basrah. Suatu hari, putri Ali bin Abi Thalib mengutus orang kepadaku dan berkata, “Aku mendengar di dalam baitul-mal, ada kalung dari batu mahal dan hari ini adalah hari raya Idul Adha. Pinjamkanlah kalung itu kepadaku untuk aku gunakan pada hari raya Idul Adha.” Dalam jawabannya, aku mengatakan: “Aku akan berikan dengan syarat pinjaman itu ada jaminannya.” Putri Imam Ali (sa) dalam jawabannya mengatakan : “Ya! Aku terima pinjaman ini dengan jaminan dan setelah tiga hari, akan kukembalikan ke baitul-mal.” Dengan diterimanya persyaratan ini, kukirimkan kalung itu kepadanya. Imam Ali melihat kalung itu di leher putrinya dan mengenalinya. Imam lantas bertanya kepadanya, “Dari mana engkau mendapatkan kalung itu?” Putrinya berkata: “Aku meminjamnya dari penjaga baitul-mal dan setelah hari raya, akan kukembalikan.”

Ali bin Abi Thalib memangilku dan berkata: “Kenapa engkau berkhianat terhadap harta Muslimin?” Aku berkata: “Aku berlindung kepada Allah dari mengkhianati Muslimin!” Beliau berkata: “Mengapa engkau meminjamkan harta baitul-mal tanpa seijinku.” Aku berkata: “Putrimu meminjam dariku hanya untuk beberapa hari. Ia pun meletakkan jaminan untuk itu. Setelah hari raya Idul Adha, dia berjanji akan mengembalikannya. Selain dari itu, aku juga menjadi penjaminnya.”

Imam Ali berkata: “Hari ini juga engkau harus mengambilnya dan mengembalikannya ke baitul-mal. Jangan sampai engkau mengulangi hal-hal yang seperti ini. Kalau tidak, engkau akan kukenakan hukuman. Sekiranya putriku meminjamnya tanpa jaminan, niscaya dia layak untuk dihukum.”

Ketika berita ini sampai ke telinga putrinya, ia bertanya: “Wahai Ayah! Aku adalah putrimu. Katakanlah bahwa aku layak untuk memakainya pada hari raya!” Imam Ali berkata: “Apakah semua wanita Muhajirin menghiasi dirinya dengan kalung semacam ini?”

Selanjutnya, aku mengambil kalung itu dan mengembalikannya ke baitul-mal. (Biharul Anwar, jilid 40, hlm 327)

Pada suatu hari Aqil, saudara Imam Ali, menjumpai Imam Ali dan meminta bantuan materi. Imam Ali berkata kepada Imam Hasan: “Berikan pakaian kepada pamanmu.”

Imam Hasan memberikan pakaian dan jubah kepada Aqil. Ketika mengikuti makan malam bersama Imam Ali, Aqil bertanya keheranan: “Adakah makan malam kalian juga seperti ini?” Beliau berkata : “Bukankah ini nikmat Allah!”

Aqil berkata: ”Aku mempunyai hutang. Bayarkanlah hutangku lalu aku akan pergi.” Beliau berkata: “Berapa banyak hutangmu.” Aqil berkata: “Seratus ribu dirham.” Imam berkata: “Tidak demi Allah! Aku tidak memiliki uang sebanyak itu. Bersabarlah sampai datang saat pembagian baitul-mal. Maka, aku akan memberikan kepadamu dari bagian keluarga.” Aqil berkata: “Baitul-mal ada di tanganmu dan engkau menunda untuk memberiku sampai pembagian baitul-mal. Selain itu, berapa banyak bagianmu? Jika semuanya engkau berikan kepadaku, kesulitanku tidak akan selesai.” Beliau berkata: “Apakah aku dan engkau berbeda dengan Muslimin yang lain?”

Kejadian berikut terjadi di Istana “Darul-Imarah” yang letaknya tidak jauh dari kotak uang para pedagang. Imam Ali berkata kepada Aqil, “Pecahkan kotak itu dan ambillah uang milik para pedagang itu.” Aqil terheran-heran dan berkata: “Adakah engkau menyuruhku untuk memecahkan kotak ini dan mencuri uangnya?” Imam Ali membenarkan: “Engkau juga menyuruhku mengambil uang dari baitul-mal dan memberikannya kepadamu. Apabila engkau ingin, ambillah pedangmu dan aku pun akan mengambil pedangku. Lalu mari kita bersama-sama pergi untuk merampok.” Aqil bertanya: “Apakah kita datang ke sini dengan maksud mencuri sehingga engkau berkata seperti itu?” Imam berkata: “Mencuri milik satu orang adalah lebih baik daripada mengambil harta semua Muslim.” Aqil berkata: “Kalau demikian, apakah engkau mengijinkan aku pergi kepada Muawiyah.” Ali berkata, “Terserah engkau.” Aqil meminta biaya untuk pergi kepada Muawiyah. Imam Ali berkata kepada Imam Hasan, “Berikan empat ratus dirham kepada pamanmu.” (Biharul Anwar, jilid 41, hlm 113)

AMALAN PRAKTIS DAN DOA-DOA PILIHAN
FREE DOWNLOAD DOA-DOA PILIHAN
ARTIKEL ISLAMI DAN AMALAN PRAKTIS
KUMPULAN HADIS DAN MUTIARA HIKMAH

Wasalam
Syamsuri Rifai
http://syamsuri149.wordpress.com
http://islampraktis.wordpress.com

Followers